A.
Kegiatan
Takhrij
Hadis yang diteliti adalah hadis
yang berisi petunjuk tentang “Larangan member madharat”. Sebagai bahan awal,
hadis yang akan akan dibahas penuliis masalah hadis:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى أَنْ لَا
ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ[1]
Dalam melakukan kegiatan takhrij al-hadits,
penulis di samping menggunakan metode takhrij al-hadits bi lafazh
(penelusuran hadis melalui lafal), juga menggunakan metode takhrij al-hadits
bi al-maudlu’ (penelusuran hadis melalui topik masalah). Untuk kepentingan
takhrij al-hadits yang disebutkan pertama penulis merujuk kepada al-Mu’jam
al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawi dan untuk kepentingan takhrij
al-Hadits yang disebutkan terakhir, penulis merujuk kepada Miftah Kunuz
al-Sunnat. Kedua kitab kamus tersebut disusun oleh Dr. Arnold John Wensinck
(w. 1939) dan kawan-kawan.
Dari matan hadis yang dikutip di
atas, bila ditempuh metode Takhrij al-hadits bi al-fazh, maka penggalan
lafal-lafal (kata-kata) nya yang dapat ditelusuri adalah:
[2] لاضرر Adapun
data yang disajikan oleh kitab al-Mu’jam lewat penelusuran kata لاضرر
Adalah sebagai berikut:
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ:
جه احكام
١٧ ، ٦٧
ط افضية ٣١
حم ٥، ٢٢٧
Adapun usaha penulis dalam
menelusuri hadis tentang doa anak shaleh dengan menempuh metode takhrij
al-Hadits bi al-maudu’, tidak menemukan hadis diatas setelah melalui
penelusuran dari kitab Miftah Kunuz al-hadits. Dengan mencari tema dari لاضرر
Berikut ini penulis menggunakan
riwayat-riwayat hadis tersebut dari setiap mukharrij berdasarkan naskah
aslinya.
Susunan riwayat hadis yang mukharrij-nya
Ibnu Majah:
حَدَّثَنَا عَبْدُ رَبِّهِ بْنُ خَالِدٍ النُّمَيْرِيُّ أَبُو الْمُغَلِّسِ
حَدَّثَنَا فُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ حَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ يَحْيَى بْنِ الْوَلِيدِ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَى أَنْ لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ[3]
Susunan riwayat hadis yang mukharrij-nya
Ahmad bin Hambal:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ جَابِرٍ عَنْ
عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ وَلِلرَّجُلِ أَنْ يَجْعَلَ خَشَبَةً فِي حَائِطِ
جَارِهِ وَالطَّرِيقُ الْمِيتَاءُ سَبْعَةُ أَذْرُعٍ[4]
Susunan riwayat hadis yang mukharrij-nya
Malik:
حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ
عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا ضَرَرَ
وَلَا ضِرَارَ[5]
B.
Kegiatan
I’tibar
Dalam hal ini kegiatan I’tibar
dilakukan untuk memperlihatkan dengan jelas seluruh jalur sanad hadis teliti,
termasuk nama-nama periwayatnya, dan metode periwayatnya yang digunakan oleh
masing-masing periwayat yang bersangkutan. Karena itu, untuk mempermudah proses
kegiatan al-I’tibar, penulis akan membuatkan skema untuk seluruh sanad
bagi hadis yang menjadi objek penelitian. Berikut ini adalah skema sanad:
[1]
Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Yazid Ibn Majah al-Qawini (Ibn Majah) Sunan Ibn
majah, Dar al-Fikr, (Bairut), (tth), Juz VI, h. 88
[2]
A.J Wensinck, Tarjamah oleh Muhammad Fu’ad Abd al-Baqi, al-Mu’jam
al-Mufahras, Juz VII, h. 314
[3]
Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Yazid Ibn Majah al-Qawini (Ibn Majah) Sunan Ibn
majah, Dar al-Fikr, (Bairut), (tth), Juz VI, h. 88
[4]
Abu ‘Abd Allah Ahmad bin Hanbal (Ahmad Bin Hanbal), Musnad Ahmad bin Hanbal,
al-Maktabah al-Islami, Bairut 1398 H=1978 M, Juz VII, h. 95
[5] Mâlik
bin Anas bin Mâlik bin Abi Âmir bin Amru bin Al Harits bin ghailân bin Hasyat
bin Amru bin Harits (Malik), Sunan Imam Malik, Dar al-Fikr, (Bairut),
(tth), Juz VI, h. 93
Tidak ada komentar:
Posting Komentar