Rabu, 16 Mei 2012

Takhrij Hadis Larangan Mencukur Rambut Bagi Wanita


حَدَّ ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوْسَى الجُرَشِىُّ البَصْرِىُّ حَدَّ ثَنَا أَبُوْدَاوُدَ الطَّيَالِسِىُّ أَخْبَرَنَاهَمَّامٌ عَنْ خِلَاسِ بْنِ عَمْرٍوعَنْ عَلِىٍّ قَالَ:(نَهَى رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَحْلِقَ اْلمَرْأَةُ رَأْسَهَا)
      Artinya: “telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Musa al-Juraisyi al-Basri, menceritakan kepadaku Abu Dawud al-Tayalisi, memberikan kabar kepadaku Hammam, dari Qatadah, dari Khalas bin 'Amr, dari 'Ali berkata: Rasulullah SAW melarang wanita mencukur rambut kepalanya”.[1]
v  Para Perawi yang ada di dalam hadits di atas:

1.   Al-Tirmidzi
·        Nama Lengkap      : Muhammad bin 'Isa bin Surat bin Musa al-dahak (209-279 H)
·        Kunyah                  : Aba Isa al-Tirmidzi al-dariri alHafiz
·        Guru-gurunya        : Qutaibah bin Sa'id, Imam Bukhori, dll.
·        Murid-muridnya    : Muhammad bin Mahbub, Muhammad bin Basysyar, dll
Komentar :
a.      Al-Hakim Abu Abdullah berkata: “Saya mendengar Umar bin 'Ak berkata: Imam bukheri wafat dan tidak meninggalkan seoramg ulama penggantinya di Khurasan seperti Abu Isa Al-Tirmidzi dalam Bidang ilmu kekuatan hafalannya, wara', dan kezuhudannya.
b.     Al-Hafidz Abu Hatim Muhammad Ibnu hibban dalam al-Tsiqah mengatakan: “al-Tirmidzi adalah ulama pengumpul hadits, penyuun kitab, oenghafal hadits, dan sring diskusi dengan para ulama.”
c.      Abu Ya'la al-Kalili dalam kitabnya Ulum al-Hadits mengatakan: Muhammmad bin Isa al-Tirmidzi, adalah seorang penghafal dan ahli hadits yang diakui para ulama. Dia memiliki kitab sunan dan kitab al-jarh wa al-Ta'dil. Abu Muhmus dan al-Ajla merieayatkan hadits dirinya. Al-Tirmidzi terkenal sebagai orang yang amanah, ulama yang berilmu luas. Kitabnya al-Jami' al-Shahih sebagai bukti atas ketinggian ilmunya, kekuatan hafalannya, banyak bacaannya, dan penguasaan hadits yang mendalam.
d.     Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam bukunya Bidayah wa al-Nihayah menjelaskan; “ Sikap ibnu Hazm yang merendahkan al-Tirmidzi, tidak akan mengurangi kemuliaannya. Ibnu Hazm dalam kitabnya al-Muhallah berkata:”Siapa sih Muhammad bin Isa al-Surah itu?” Sikap ini tidak akan merendahkan al-Tirmidzi, bahkan sebaliknya dapat merendahkan Ibnu Hazm sendiri dimata para ulama hadits. “Ibnu Katsir menambah:”Apakah logis, jika terangnya siang memerlukan bukt?”.
e.      Ibnu Hajar juga mengecam Ibnu Hazm dan menilainya kesombongan Ibnu Hazm terhadap ulama terpercaya dan ternama.[2]
2.      Muhammad bin Musa al-Harasyi (dalam kitab ditulis Jurasyi)
·        Nama Lengkap      : Muhammad bin Musa bin Nufay'al-Harasyi (w.248 H).
·        Kunyahnya            : Abu Abdillah al-Bashri
·        Guru-gurunya        : Hammad bin Zaid, Ziyad bin Rabi'al-Yahmadi Abu Dawud al-Tayalisi, dll
·        Murid-muridnya    : al-Tirmidzi, al-Nasa'i, dll
Komentar:
a.       Abu 'Ubaid al-Ajari; aku bertanya kepada abu daud tentang Muhammad bin Musa, kemudian ia menjawab bahwa Muhammad bin Musa lemah dan Da'if.
b.      Abu Hatim            : Syaikh
c.       Al-Nasai                : Salih
d.      Abu Dawud          : Da'if
e.       Al-Asqalani           : layyin
f.       Al-Hafiz ibn Hajar: Ketetapan pembicaraan al-Nasai dalam wilayah kekuasaan syekh: saya mengharapkan ia jujur, dan maslamah berkata: penglihatanku ia salih.[3]

3.      Abu Dawud al-Tayalisi
·         Nama Lengkap      : Sulaiman bin Daud al-Jarud (w.204 H)
·         Kunyah                 : Abu Dawud al-Tayalisi al-Basri
·         Guru-gurunya        : Hammad bin Salamah, Hammam bin Yahya, Israil bin Yunus.dll
·         Murid-muridnya    : Abdullah bin Imran al-Asbahani, Muhammad bin Musa al-Harasyi, Muhammad bin Basysyar bundar, dll.
Komentar:
a.       Ja'far al-Firyabi, dari 'Amr bin'Ali: tsuqah.
b.      Ali bin Madini       : aku tidak melihat seseorang yang lebih baik hafalannya daripada Abu Dawud al-Tayalisi.
c.       Amr bin Ali           : Aku mendengar Abdurrahman bin mahdi: Asdaq al-Nas
d.      Usman berkata: Abdurrahman lebih kita sukai dalam segala hal, dan abu Dawud orang yang paling banyak riwayatnya dari Syu'bah.
e.       Hafs bin Umar al-Mahriqani berkata: Waki berkata: Abu Dawud ginungnya ilmu.
f.       Ibrahim bin sa'id al-jauhari berkata: Abu dawud at-Tayalisi melakukan kesalahan pada 1000 hadits.
g.      al-Nasai Tsiqat, diantara orang yang paling bagus dialektikanya.[4]

4.      Hammam
·         Nama Lengkap: Hammam bin Yahya bin Dinar al-Audzi al-Muhallimi (w.163H)
·         Kunyah                 : Abu Abdillah, Abu Bakar al-Basri
·         Guru-gurunya        : Anas bin Sirin, Qatadah bin Di'amah, Yahya bin Abi katsir, dll
·         Murid-muridnya    : Abu Dawud at-Tayalisi, Habban bin Hillal, Daud bin Muhabbar, dll
Komentar:
a.       Ahmad bin Sinan al-Qattan berkata: Aku mendengar Yazid bin Harun berkata: adapun Hammam kuat dalam hadis.
b.      Zakariya bin Yahya al-Saji: Menceritakan padaku ahmad bin Muhammad, berkata: aku mendengar Ahmad bin Hanbal berkata: Hammam Tsiqah, bahwasanya dia adalah orang yang paling tepat memberi  penjelasan tentang Yahya bin Abi Katsir.
c.       Muhammad bin Ali bin Sahl al-Marwazi dari hiban bin Musa: aku mendengar Abdullah al-Mubarak berkata: Hammam tetap Qatadah
d.      Muhammad bin Sa'ad : tsiqah, boleh jadi keliru dalam hadits
e.       Abdurrahman bin Hatim : la ba'sa bih
f.       Muhammad bin Minhal al-Dariri: berkata, saya mendengar dari Yazid bin Zurai' berkata: Hammam hafalannya jelek dan tulusannya bagus.[5]

5.      Qatadah
·         Nama Lengkap      : Qatadah bin Di'amah bin Qatadah bin Aziz bin 'Amr bin Rabi'ah bin 'Amr bin Harits bin Sadus (w.117 H)
·         Kunyah                 : Abu al-Khattab al-Basri
·         Guru-gurunya        : Anas bin Malik, Hasan bin al-Basri, Khalas al-Hajari, dll.
·         Murid-muridnya    : Hammad bin Salam, Hassan bin Billal, Hammam bin Yahya, dll
Komentar:
a.       Assa'q bin Hazn: menceritakan kepada kami Zaid Abu 'Abd al-Wahid, berkata: aku mendengar Sa'id bin Musayyub berkata: tidak ada seorang iraqi yang mendatangiku lebih hafal dari Qatadah.
b.      Ishak bin Mansur  : tsiqah
c.       Al-Asqalani           : tsiqah tsabat Abu Razzaq berkata dari ma'mar: saya mendengar dari qatadah berkata: tidak ada ayat dalam Al-Qur'an kecuali saya mendengar sesuatu dari al-Qur'an.[6]

6.      Khilas
·         Nama lengkap       : Khilas bin 'Amr al-Hajari al-Basri (w.100 H)
·         Kunyah                 :
·         Guru-gurunya        : 'Abdullah bin Abbas, 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud, 'Ali bin Abu Thalib, dll
·         Murid-muridnya    : Dawud bin Abi Hindun, Qatadah, Malik bin Dinar, Ziyad bin Sulaim, dll.
Komentar:
a.       Abdullah bin Ahmad Hanbal: tsiqah tsiqah
b.      Ishak bin Mansur berkata, dari Yahya bin Main: tsiqah
c.       Abu Hatim: dikatakan: ditangan Khilas ada tulisan-tulisan 'Ali, dan tidak kuat.
d.      Abu 'Ubaid al-Ajurri; ditanyakan Abu Dawud, tentang Khilas, kemudian dia berkata: tsiqah tsiqah. Dikatakan: Apakah dia mendengar dari Ali? Jawab: tidak
e.       Muhammad bin Sa'ad: Khilas meriwayatkan dari 'Ali, 'Ammar, dulu ia memiliki banyak hadis, ia memiliki shuhuf yang dianggap hadis bagi dia dan disampaikan ke orang.
f.       Abu Ahmad bin Adi: Khilas memiliki hadis-hadis yang baik, dan aku tidak melihat secara umum cela dalam hadisnya.[7]

7.      Ali bin Abi Thalib
·         Nama Lengkap      : Abdu Manaf bin Abd al-Muthalib bin Hasyim al-Qurasyi (w.64 H)
·         Kunyah                 : Abu al-Hasan al-Hasyimi Amir al-Mukminin anak paman Rasulullah
·         Guru-gurunya        : Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as-Shiddiq, 'Umar bin Khattab, dll
·         Murid-muridnya    : Khilas bin Amr al-Hajari, Husain bin Safwan, Sa'id bin al-Musayyab, dll




[1]    Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah (yang kemudian dikenal dengan  al-Tirmidzi), Sunan al-Tirmidzi, Juz II, (Dar al-Fikr), hlm: 266.
[2]    Ahmad ibn Hajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, Juz IX, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah), hlm: 387
[3]    Ahmad ibn Hajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, Juz IX, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyah), hlm: 425
[4]    Jamaliddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi asma'i al-Rijal, (Beirut: Dar al Fikr, 1994), Juz VIII, hlm: 34-39
[5]   Jamaliddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi asma'i al-Rijal, (Beirut: Dar al Fikr, 1994), Juz XIX, hlm: 301-305
[6]    Jamaliddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi asma'i al-Rijal, (Beirut: Dar al Fikr, 1994), Juz XV, hlm: 224-233
[7]   Jamaliddin Abi Al-Hajjaj Yusuf Al Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi asma'i al-Rijal, (Beirut: Dar al Fikr, 1994), Juz V, hlm: 526-527

Tidak ada komentar:

Posting Komentar